SERTIFIKASI CBIB di KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Seiring dengan mulai meningkatnya kesadaran masyarakat konsumen  terhadap pentingnya jaminan keamanan pangan (food safety), sudah menjadi tuntutan dan persyaratan mutlak bahwa setiap aktivitas usaha yang menghasilkan produk makanan (food grade) harus terjamin baik mutu maupun keamanannya, tidak terkecuali bagi produk perikanan yang saat ini telah menjadi produk primer dan berperan penting dalam menopang ketahanan pangan dunia.

Keterjaminan mutu dan keamanan pangan hasil produksi perikanan tersebut harus mulai diterapkan mulai dari hulu sampai hilir sebagai bagian integral dari sistim jaminan mutu dan keamanan pangan.Cara Budidaya Ikan Baik (CBIB) adalah cara memelihara dan/atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan keamanan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, pakan, obat ikan & bahan kimia serta biologis. 

Prinsip Budidaya Ikan Yang Baik

  • Biosecurity (Keamanan Biologi) : Upaya  mencegah/mengurangi peluang masuknya suatu penyakit ke suatu sistem budidaya dan mencegah penyebarannya dari satu tempat ke tempat lain yang masih bebas
  • Food Safety (Keamanan Pangan)
  • Enviromental Friendly (Ramah Lingkungan)

Sesungguhnya CBIB menganut atau mem-breakdown metode budidaya yang dilakukan di berbagai negara maju khususnya negara Eropa. Dokumen CBIB yang disusun dan  diterapkan di Indonesia mengacu pada euro GAP (Good Aquaculture Practice). Pola pikir klasik yang mendasari minimnya kesadaran masyarakat baik pembudidaya maupun konsumen di Indonesia terhadap pentingnya jaminan mutu dan keamanan pangan hasil perikanan budidaya menjadi salah satu penyebab minimnya pencapaian sertifikasi CBIB dan kesadaran pembudidaya untuk mencari sertifikat CBIB.

Pola manajemen budidaya yang sehat dan aman, seringkali masih diabaikan oleh pembudiaya khususnya pada unit usaha dengan komoditas non ekspor. Hal ini disebabkan masih ada anggapan bahwa dampak CBIB belum bisa memberikan nilai tambah maupun posisi tawar bagi produk yang dihasilkan, toh, produk hasil budidaya masih diterima di pasar lokal dengan harga yang sama. Disisi lain konsumen lokal seringkali juga tidak peduli dengan mutu dan keamanan produk karena lebih mempertimbangkan harga dibanding mutu.Peningkatan produksi dan terjaminnya mutu hasil perikanan budidaya, diharapkan menjadikan masyarakat pembudidaya sejahtera.

Untuk menjamin bahwa penerapan CBIB telah dilakukan dengan benar, maka setiap unit pembudidaya harus dilakukan sertifikasi. Sertifikasi CBIB yang diterapkan pada unit pembudidaya merupakan kegiatan yang menguntungkan baik bagi produsen maupun konsumen karena dapat memberikan jaminan mutu produk dan memenuhi persyaratan keamanan pangan. Penilaian penerapan sertifikasi CBIB merupakan salah satu kegiatan dalam prosespemberian sertifikat kepada unit pembudidaya yang dilakukan secara objective dan transparan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan baik produsen maupun konsumen yang pada akhirnya akan mampu menciptakan kepuasan pelanggan

Kegiatan penilaian sertifikasi CBIB untuk masyarakat pembudidaya ikan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan pada pokdakan Sembada yang beralamat Wiyoko Utara Plembutan Playen Gunungkidul dengan komoditas ikan lele dan pokdakan Arum Pager yang beralamat Pager Logandeng Playen Gunungkidul. Setelah melakukan audit sertifikasi pada Pokdakan Sembada ada beberapa temuan ketidaksesuaian dengan acuan/pedoman Cara Budidaya Ikan Baik antara lain pagar keliling kolam baru sebagian, penyimpanan rekaman kurang baik, lokasi unit usaha berdekatan dengan rumah tinggal, belum mempunyai gudang pakan, obat-obatan dan peralatan sehingga penyimpanannya belum terpisah dan monitoring kualitas air belum dilakukan secara rutin.

Setelah dilakukan audit sertifikasi pada Pokdakan Arum Pager ada beberapa temuan ketidaksesuaian dengan acuan/pedoman Cara Budidaya Ikan Baik antara lain lokasi unit usaha berada pada tegalan dan berdekatan dengan tanaman ternak/palawija serta belum melaksanakan filterisasi air media dengan baik (filterisasi air media kurang optimal).(Fishprog,2016)

WhatsApp