Menumbuhkan Jiwa Bahari kepada Generasi Muda dengan Kemah Bahari

Selamat Hari Maritim Nasional, 21 Agustus 2015. Semoga kita semua sebagai generasi muda semakin bertambah kepedulian dan kecintaan pada dunia maritim. Kami dari Dinas Kelautan dan Perikanan DIY menyuguhkan artikel yang dirasa dapat memberi manfaat untuk menumbuhkan semangat membangun jiwa kebaharian pada generasi muda, khususnya di DIY.

Indonesia adalah negeri bahari, dimana sejarah mencatat kebesaran Sriwijaya dan Majapahit merupakan bukti kejayaan bahari di Nusantara pada masa lalu yang telah menguasai perdagangan di Asia Tenggara. Kejayaan masa lalu tersebut hendaknya menjadi semangat untuk membangun Indonesia di segala aspek kehidupan berbasis maritim.

Indonesia adalah negara kelautan,wilayah lautan lebih besar bila dibandingkan dengan daratan, dimana lautan Indonesia luar biasa luasnya, yaitu hingga mencapai 5.800.000km2 yang terdiri dari 300.000km2 perairan teritorial serta 2.800.000 km2 perairan pedalaman dan kepulauan. Zona ekonomi eksklusif (ZEE) mencapai 2.700.000 km2, panjang pantai mencapai 95.181 kilometer, dan jumlah pulau sekitar 17.500 pulau.

Status negara kepulauan yang disandang Indonesia tidaklah didapat dengan mudah, diawali pengumuman Deklarasi Djuanda 1957, yaitu dikarenakan Indonesia merasa kebijakan kelautan warisan kolonial sudah tidak sesuai lagi dengan konsep Tanah Air yang menekankan keterpaduan tanah dan air sebagai kekuatan nasional bangsa Indonesia.Deklarasi Djuanda 1957-lah yang kemudian diakui sebagai kebijakan kelautan Indonesia yang pertama. Butuh 25 tahun Indonesia mendapat pengakuan dunia internasional sebagai negara kepulauan, yang kemudian dicantumkan dalam Bab IV Konvensi Hukum Laut (KHL) 1982. Sejak lahirnya KHL 1982, masyarakat internasional semakin menyadari pentingnya laut bagi kehidupan umat manusia.

Seiring dengan hal tersebut, dalam pembangunan nasional, sangatlah penting untuk mengembangkan fungsi laut secara berkelanjutan (sustainable). Terkait dengan fungsi laut tersebut, bagi bangsa Indonesia laut memegang peranan yang sangat berarti, yaitu laut sebagai wilayah, sebagai sumber daya dan ekosistem, serta sebagai media kontak sosial dan budaya. Sehingga seharusnya menguasai lautan menjadi sebuah kebanggaan, “Jalesveva Jayamahe”, Di Laut Kita Berjaya. Namun, bagaimana dengan sekarang? Negeri bahari ini justru seperti ditinggalkan. Memang selama ini ada kecenderungan lunturnya kecintaan bahari.

Beberapa penyebab lemahnya jiwa kebaharian bangsa Indonesia antara lain upaya sistematis kolonial Belanda kala itu yang berhasil memecah belah bangsa Indonesia dan mendorong masyarakat pantai mundur ke pedalaman dan gunung. Sehingga ada pergeseran orientasi dari laut ke daratan dalam waktu lama sehingga bangsa Indonesia kehilangan jati diri sebagai bangsa bahari. Sebagai contoh kecil, yaitu DIY yang dulunya masyarakat dari Kerajaan Mataram yang merupakan masyarakat agraris, dikarenakan adanya kepercayaan masyarakat bahwa ada penunggu di Laut Selatan, dan selain itu tantangan dari Samudera Hindia yang sangat luas dan memiliki karakter gelombang yang besar. Sehingga hampir tidak ada dikala itu masyarakat yang mengelola potensi Sumberdaya Laut.

Tantangan terbesar saat ini ialah upaya apa yang harus dilakukan untuk membangkitkan semangat bahari bangsa Indonesia yang kini mulai pudar? Itu sulit untuk dijawab dalam waktu singkat. Menumbuhkembangkan semangat dan jati diri tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Namun hal ini telah lama dipikirkan oleh Gubernur DIY, dengan Visi dan  Misi–nya kini tentang kelautan Dari ‘ Among Tani Ke Dagang Layar’, Putar kemudi ke Visi Maritim, dan Pantai Selatan DIY sebagai Halaman Depan.

Mengingat kejayaan kebaharian masa lalu, fungsi dan potensi bahari Indonesia seperti telah disebutkan seharusnya mendorong semangat kecintaan terhadap laut dijunjung tinggi. Salah satunya melalui event yang dapat menumbuh kembangkan kecintaan bahari di Propinsi DIY adalah dengan Kemah Bahari yang melibatkan siswa setingkat SMA se-DIY.

Meskipun menumbuh-kembangkan semangat dan jati diri tidaklah mudah, menumbuh-kembangkan semangat bahari dapat dimulai pada generasi muda. Sangat ironis, dewasa ini banyak generasi muda kita, bahkan generasi di wilayah pesisir sekalipun, masih kurang mengenal fungsi dan peranan laut serta biodiversitas sumberdaya yang terkandung di dalamnya, yang jika dimanfaatkan akan menjadi potensi ekonomi sangat besar bagi perekonomian bangsa. Kejayaan masa lalu itu sepertinya berhenti hanya sebagai sejarah. Generasi muda sekarang pun berpaling makin jauh sebagai cucu para pelaut mumpuni yang pernah disegani bangsa-bangsa di dunia.

Generasi muda memiliki tanggung jawab yang sama dengan elemen masyarakat lainnya untuk ikut mewujudkan kehidupan sadar hukum dan menghargai pranata hukum konstitusi yang berlaku di masyarakat. Pemuda harus menjadi tonggak terpen ting dalam proses pembangunan bangsa. Kegamangan pemuda dalam menghadapi permasalahan bangsa dapat mengurangi agresivitas pembangunan bangsa. Pemuda harus kembali mengambil peran monumental sehingga menjadi pijakan kukuh untuk langkah pembangunan selanjutnya.

Dinas Kelautan dan Perikanan DIY dalam hal ini Bidang Kelautan dan Pesisir, melaksanakan kegiatan Kemah Bahari sebagai Pengembangan Jiwa Kebaharian Pada Generasi Muda. Adapun kegiatan ini dilaksanakan menjelang Hari Maritim Nasional, yaitu pada tanggal 18-19 Agustus 2015 di Pantai Ngandong, kabupaten Gunungkidul. Adapun tema materi yang diangkat adalah Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang lestari dan ramah lingkungan. Selain itu dikenalkan pula pada generasi muda siswa setingkat SMA tentang Pengembangan dan Pengawasan Sumberdaya Ikan, mengenal jenis-jenis ikan yang dilindungi, pelestarian sumberdaya pesisir melalui bersih pantai dan pengelolaan sampah di kawasan pesisir, dan wawasan tentang penanganan mamalia laut terdampar. Selain itu dipaparkan pula bagaimana menikantkan rasa kecintaan dan kebanggaan pemuda terhadap kebaharian indonesia, serta praktek pengenalan berbagai aktifitas sebagai bangsa yang memiliki sumberdaya kelautan yang sangat besar, yaitu melakukan identifikasi biota laut, yaitu terumbu karang dan biota yang tumbuh menempel pada karang, serta mengenalkan praktek Snorkling dan berkapal di perairan Pantai Ngandong.

Sebagai penutup, marilah kita merefleksi apa yang sesungguhnya terlupakan dalam pembangunan bangsa ini. Generasi muda dapat diajak untuk bisa bekerja sama mengembangkan potensi laut yang masih terlupakan. Generasi muda bisa diberi pemahaman peradaban maritim dan potensi kelautan dalam peningkatan sumber daya ekonomi lewat pendidikan. Selama ini pembangunan terhadap peradaban bahari seolah-olah ditinggalkan sehingga keberadaan pulaupulau terluar dan pulau kecil sering diabaikan.

Pendidikan bisa diberikan melalui ajang pengenalan generasi muda pada pesisir dan laut. Nasionalisme akan terbangun dengan sendirinya. Maka, laut hendaknya tidak hanya dilihat sebagai kumpulan air yang sangat luas. Dalam kebaharian juga terdapat aspek-aspek kehidupan di wilayah tersebut yang bisa menumbuhkan nasionalisme.

WhatsApp