Mahasiswa Desak Pemerintah Fasilitasi Nelayan Hadapi Pasar Bebas 2015

Yogyakarta, Titik nol Kilometer Yogyakarta, kembali menjadi saksi perjuangan mahasiswa. Hari minggu (06/04/2014) mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menggelar aksi, mendorong pemerintah memfasilitasi nelayan Indonesia menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015.

Pasalnya menurut koordinator aksi Rahma, nelayan atau mereka yang hidup dari hasil tangkapan ikan di laut, berpotensi besar terdampak efek pasar bebas saat pelaksanaan AEC 2015.

Hasil penelitian kami membuktikan, mereka (kalangan nelayan) belum memiliki rencana aksi saat AEC diberlakukan 2015 mendatang, seru Rahma.  Ia menilai, pemerintah belum secara maksimal mempersiapkan nelayan menghadapi tantangan pasar bebas itu. Sosialisasi mengenai AEC 2015 juga belum banyak menyentuh kalangan nelayan.

Sosialisasi mengenai AEC 2015 masih belum banyak dilakukan, lebih- lebih di kalangan nelayan. Padahal kurang dari satu tahun sudah diberlakukan, katanya.  Sesuai survey yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian UGM di wilayah pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni Pantai Sadeng, Pantai Depok, serta Pantai Drini, disimpulkan bahwa kesejahteraan nelayan di daerah tiga wilayah pantai itu masih belum meningkat.

Penghasilan mereka per hari rata-rata Rp30 ribu, padahal mereka memiliki banyak anggota keluarga. Belum lagi kalau mereka harus menghadapi tantangan pasar bebas di dalam negara sendiri, katanya. Pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, telah memberikan bantuan kapal 30 gross ton kepada kelompok nelayan.

Namun, menurut dia, hal itu belum disertai pembangunan infrastruktur serta pelatihan operasional secara maksimal kepada nelayan.  Tidak ada pelabuhan yang memadai di DIY untuk menambatkan kapal-kapal itu. Nelayan juga masih sedikit yang bisa mengoperasikan kapal tersebut, katanya.

Menurut dia, saat AEC 2015 mulai diberlakukan, pemerintah harus secara gencar mempromosikan produksi ikan tangkap dalam negeri, karena mereka akan bersaing ketat dengan produksi luar negeri di dalam negara sendiri.

Dalam kesempatan itu, sejumlah mahasiswa tersebut juga menggelar aksi teatrikal nelayan yang sedang melaut yang kemudian serta merta menerima bantuan permodalan dari pihak asing.  Hal itu untuk menggambarkan kerawanan masuknya pemodal asing yang pada akhirnya menguasai perekonomian wilayah perikanan laut Indonesia.

Dinas Kelautan dan Perikanan DIY sebelumnya menyatakan akan menambah kembali tiga kapal Inka Mina di atas 30 gross ton pada tahun ini untuk meningkatkan produksi penangkapan ikan laut di daerah ini.  Kami akan menambah tiga lagi (kapal di atas 30 gross ton) sehingga 2014 DIY akan memiliki tujuh kapal di atas 30 gross ton, kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY, Suwarman Partosuwiryo di Yogyakarta, Kamis (03/04/2014).

Menurut dia, penambahan kapal berkapasitas besar itu selain bertujuan meningkatkan pendapatan ikan tangkap pada 2014 dengan target mencapai 6.700 ton, pengadaan kapal itu juga bertujuan meningkatkan konsumsi ikan bagi masyarakat.

WhatsApp