SOSIALISASI BUDAYA KELAUTAN DI SMP N 2 SRANDAKAN BANTUL

Generasi muda adalah suatu generasi yang di pundaknya terbebani berbagai macam harapan dari generasi lainnya. Hal ini dimengerti karena generasi muda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan. Peran penting dari seorang generasi muda adalah kemampuannya melakukan suatu perubahan.

Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang kuat kalau rakyatnya tidak kawin dengan laut,. Apabila bangsa Indonesia mempunyai jiwa samudera, jiwa pelaut, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang besar.....”. Demikian intisari pidato yang disampaikan oleh Bung Karno pada Hari Maritim tahun 1963, yang menunjukkan keberpihakan pendiri negara ini pada maritim.

Generasi Muda berasal dari berbagai disiplin ilmu dengan studi yang berbeda-beda. Masing-masing disiplin ilmu memiliki karakteristik, keunikan, dan keunggulan yang dapat dibanggakan serta diandalkan untuk menopang profesi yang akan digeluti di masa mendatang.  Setiap generasi muda memiliki peluang besar dalam berperan serta ikut membangun semangat jiwa bahari dan budaya kelautan bangsa Indonesia.  Dengan alas an inilah Dinas Kelautan dan Perikanan DIY melaksanakan kegiatan Sosialisasi Budaya Kelautan di SMP N 2 Srandakan, Kab. Bantul.

Kegiatan Sosialisasi Budaya Kelautan dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2016 di SMP N 2 Srandakan,  Kabupaten Bantul.  Diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari Siswa dari kelas 7,8 dan 9 di SMP N 2 Srandakan.

Nara sumber kegiatan ini antara lain :

  1. Ir. Sri Harnanto, M. Si (DinasKelautandanPerikanan DIY)
  2. Dr. Ir. LatifSahubawa, M. Si (UGM)

Narasumberkegiatanini Antara lain :

  1. SihPurwanto, SP (DinasKelautandanPerikanan DIY)

Materi yang disampaikan yaitu :

  1. BudayaKelautan
  2. PotensiSumberdayaKelautan di DIY
  3. PeranGenerasiMudaDalamMeningkatkanJiwaKebaharian

Kegiatan Sosialisasi Budaya Kelautan ini dibuka oleh Kepala Bidang Kelautan dan Pesisir, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY; Ir. Sri Harnanto, M. Si dan dilanjutkan dengan memberikan materi tentang Budaya Kelautan yang menitik beratkan pada sejarah kemaritiman Indonesia, dari zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang memberikan motivasi pada generasi muda bahwa Keperkasaan dan kejayaan nenek moyang kita di laut haruslah menjadi penyemangat generasi berikutnya.  Bentuk implementasinya, bukan hanya sekedar berlayar, tetapi bagaimana bangsa Indonesia dapat memanfaatkannya demi kesejahteraan pembangunan bangsa.  Pengakuan terhadap Indonesia sebagai Negara Maritim tertuang dalam uutan sebagai berikut ini :

Deklarasi Juanda tahun 1957 diteruskan dengan Konvensi Hukum Laut di Genewa tahun 1958. Kemudian Konvensi Hukum Laut International UNCLOS 1982. Setelah Deklari Juanda muncul UU No.4/Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia.  UU No.17 Tahun 1985 tentang Pengesahan UNCLOS. 

Nara sumber dari Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, UGM, Dr. Ir. Latif Sahubawa, M. Si memberikan materi tentang Potensi Sumberdaya Kelautan yang menitik beratkan pada Wilayah pesisir DIY yang memiliki sumberdaya kelautan yang terbagi dalam 10 kelompok ikan. Kelompok ikan pelagis besar berupa tongkol, tuna, cakalang dan cucut. Kelompok ikan pelagis kecil seperti kembung, dan layang. Kelompok ikan demersal seperti bawal, layur, mayung, dan tiga wajah. Kelompok ikan karang seperti lobster, kerapu, dan kakap.

Kelompok ikan crustase terdiri dari segala jenis udang. Kelompok kerang. Kelompok mamalia seperti ikan paus. Kelompok rumput laut. Kelompok benih alam berasal dari penangkapan dari benih alam seperti anak sidat (elver). Kelompok reptilia seperti penyu.

Pemanfaatan sumberdaya kelautan di wilayah pesisir DIY makin meningkat dan beragam seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia dan industri sehingga makin meningkatkan tekanan terhadap kelestarian ekosistem dan sumberdaya. Hal yang memprihatinkan adalah kecenderungan kerusakan sumberdaya ini disebabkan praktek-praktek eksploitasi yang tidak ramah lingkungan, seperti penangkapan ikan dengan alat dan bahan yang tidak ramah lingkungan. Selain potensi sumberdaya perikanan, juga terdapat kawasan wisata bahari berbasis kuliner ikan yang berkembang sangat pesat.

Sih Purwanto, SP, Instruktur dari Dinas Kelautan dan Perikanan DIY memberikan materi tentang Peran Generasi Muda Dalam Meningkatkan Jiwa Kebaharian Pada Generasi Muda,  antara lain :

  1. Dapat berperan serta sebagai konsultan dalam mewujudkan konsepsi pendidikan kebaharian pada kurikulum pendidikan nasional, mulai dari tahap perencanaan, proses pelaksanaan maupun evaluasi. Disamping itu diharapkan mampu menciptakan opini tentang urgensi pendidikan kebaharian bagi generasi penerus bangsa baik dalam skala nasional maupun internasional melalui berbagai kegiatan seminar, lokakarya, sarasehan, lomba karya cipta teknologi kemaritiman, dan lain-lain.
  2. Ikut serta dalam pembentukan jaringan penerangan kepada masyarakat yang mampu membangun spirit bahari dalam skala nasional dengan memanfaatkan berbagai media elektronik dan surat kabar. Juga perlu melakukan pendekatan kepada ormas, parpol, LSM, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan formal, informal,  dan nonformal untuk meminta masukan dalam penyusunan kebijakan dan regulasi yang dibutuhkan guna mendukung pembangunan berbasis kemaritiman.
  3. Ikut mendorong penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat yang sesuai dengan potensi maritim di daerah. Melatih masyarakat untuk mendukung dan terlibat langsung dalam pengelolaan kekayaan alam di laut sebagai mata pencaharian pokok, antara lain perikananlaut. Dengan demikian akan membantu mengurangi jumlah pengangguran dan angka kemiskinan yang masih cukup tinggi di Indonesia.  Memotivasi masyarakat dilatih untuk hidup mandiri dan mampu menumbuh kembangkan kegiatan usahanya secara berkesinambungan dan terus meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Masyarakat juga perlu dilatih untuk lebih gemar memikirkan masa depan, menabung dan mencegah perbuatan/kebiasaan yang negatif.
  4. Bagi lulusan perguruan tinggi, mereka adalah seorang praktisi, pengembang dan ilmuwan yang bertindak sebagai masyarakat akademis yang harus selalu mengasah kemampuan riset dan ilmu yang dimiliki. Kemampuan tersebut perlu diarahkan untuk melakukan riset di sektor kemaritiman yang masih langka sehingga pasti sangat berguna bagi bangsa dan negara. Kita perlu banyak belajar dari sejumlah negara maju. Di negara maju, telah terjalin hubungan kerja sama segitiga  yang erat antara industri, pemerintah dan universitas. Dengan demikian riset hasil berkolaborasi antar ketiganya akan menghasilkan pengembangan produk yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

Pada kesempatan yang baik ini, kami berpesan kepada seluruh generasi muda, marilah kita teguhkan niat untuk mengabdikan seluruh jiwa raga guna mengembalikan karakter bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik, menuju kejayaan maritim Indonesia agar bangsa yang kita cintai ini dapat menjadi bangsa yang disegani di mata dunia. Bekerjalah secara profesional, hasilkan dan tunjukkan suatu karya yang terbaik.(Fishprog,2016)

WhatsApp