POTENSI DAN PELUANG EKOWISATA KAWASAN KONSERVASI MANGROVE

Ekowisata merupakan salah satu cabang wisata yang baru menjadi trend akhir-akhir ini. Suatu wisata yang menjadikan komoditi keaslian alam atau lingkungan alam sebagai asset  utama yang berinteraksi dengan aktivitas rekreasi, konservasi dan kegiatan masyarakat setempat.  Dalam hal ini yang sebagai komoditi adalah Kawasan Konservasi Mangrove. Arti kata tersebut diatas bila dicari akar katanya  adalah sebagai berikut.

Eko atau kata aslinya eco yang berarti lingkungan dan wisata yang berartii perjalanan ke suatu daerah. Kawasan yang berarti suatu daerah yang cukup luas guna peruntukan tertentu, konservasi berarti perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan secara terbatas, dan mangrove berarti suatu ekosistem hutan pantai/payau atau daerah pasang surut yang terdiri bermacam-macam vegetasi utamanya tanaman bakau. Secara umum Ekowisata Kawasan Konservasi Mangrove dapat dikatakan  “suatu wisata  alam yang menjadikan komoditi konsevasi mangrove sebagai  asset utama.

Ekowisata atau wisata alam memiliki unsur:a) Wisata alam, 2) Kegiatan yang berinteraksi dengan alam dan 3) Lebih luas dan menyeluruh meliputi travelling di alam bebas, telekomunikasi dsb. Jadi unsur-unsur ini harus mempunyai arti perjalanan ke suatu daerah/alam dalam hal ini kawasan ekosistem mangrove yang terjaga baik, mempunyai potensi wisata, pelestarian alam dan lingkungan, memberikan informasi lingkungan, ilmu pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kecintaan terhadapan alam dan tentunya berdampak peningkatan sosial ekonomi masyarakat lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan ekowisata menitikberatakan keberlangsungan ekologi, manfaat ekonomi dan secara psikologi dapat diterima masyarakat. Hal ini tentunya perlu direncanakan dengan cermat dan tepat.

 Selain ekowisata ada istilah yang sejenis/mirip yaitu ekoturisme. Ekoturisme adalah turisme atau kepariwisataan dengan komoditi ekosistem di alam. Ekotrisme merupakan pengembangan kepariwisataan yang memanfaatkan ekosistem di alam sebagai komoditi wisata/obyek wisata utamanya. Beberapa kaidah atau sesuatu yang harus dipenuhi sehingga wisata alam disebut ekoturisme. Kaidah tersebut ada delapan yaitu:

  1. Perjalanan yang bertanggung jawab.
  2. Ke daerah yang alami
  3. Mempelajari, merasakan dan mengagumi
  4. Pendidikan
  5. Kelestarian
  6. Keutuhan alam
  7. Aspek Bisnis
  8. Masyarakat Setempat                                                                                                                                        

Secara umum dapat diartikan perjalanan yang bertanggung jawab baik pada diri sendiri, alam sekitar dan orang lain untuk tidak merusak alam dan lingkungan malah ikut menjaga dan melestarikannya. .Daerah alami yaitu daerah yang belum banyak campur tangan manusia atau daerah yg dikelola sesuai kaidah alami, misalnya konservasi. Mempelajari biota yang masih alami dengan ilmu pengetahuan dan merasakan keberadaan dan kemanfaatannya serta mengagumi keindahan yang alami tersebut. Fungsi dan kegunaan secara sosial dan ekonomi bagi daerah sekelilingnya. Unsur Pendidikan yang berarti sebagai arena untuk belajar pelajar, mahasiswa maupu masyarakat tentang alam dan lingkungannya, Adanya proses belajar keberadaannya, sejarah terjadiannya dsb, sehingga penting adanya tour guide atau book guide.

Unsur Masyarakat setempat dalam arti melibatkan peran masyarakat setempat dalam bentuk tenaga, jasa, pendidikan, penyedia  rumah penginapan (home stay), souvenir,  oleh-oleh dsb, sehingga masyarakat tidak hanya ditinggali sampah saja. Unsur aspek bisnis dalam arti ekoturisme ini diharapkan ada pendapatan bagi masyarakat setempat, pemerintah daerah/setempat serta, tuor guide dsb. Unsur keutuhan alam yaitu adanya keutuhan alam dan lingkungan  yang harus dijaga keberadaannya. Serta unsur kelestarian yang harus dijaga dalam kegiatan ekoturisme ini serta sustainable development atau anak cucu kita mendapatkan sasuatu seperti yang kita dapat dari alam saat ini.

            Pada kegiatan Ekoturisme atau Wisata alam ini ada tiga peristilahan yang saling terkait dan saling berhubungan yaitu:Wisata, Pariwisata dan Rekreasi.

      a. Wisata :

- perjalanan ke suatu daerah/alam

- Perjalanan bersifat sementara untuk berbagai tujuan

- Perjalanan ke tempat lain, lintas batas

     b. Pariwisata

  • Hotel
  • Restoran
  • Manajemen perjalanan wisata, ticketing dsb.

     c. Rekreasi

  • Berbagai kegiatan yanag bias mengembalikan kesegaran jasmani dan rohani setelah melakukan kegiatan.

 

Kawasan Konservasi Mangrove

            Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai kawasan konservasi mangrove, yang sebenarnya belum dapat dikatakan Kawasan karena luasnya relative sempit. Yaitu di Pantai Baros Kabupaten Bantul seluas seluas 8 ha. Kawasan Konservasi ini dengan Jenis :Taman Pesisir  (walaupun telah dicadangkan dengan SK Bupati Bantul No. 284 tahun 2014 tanggal 24 April 2014 seluas 132 ha) dan di Kawasan Konservasi Mangrove di Pasirmendit, Jangkaran, Temon Kulonprogo seluas 9 Ha.(Belum ada SK Bupatti untuk pencadangan Kawasan Konservasi).

Fungsi Kawasan Kanservasi Mangrove yang sekaligas dapat dijadikan asset wisata alam. antara lain:secara fisik  sebagai green belt, meredam gelombang besar dan Tsunami, mencegah abrasi, perangkap sedimen.  Secara biologis mangrove berfungsi sebagai tempat pemijahan, asuhan dan mencari makan bagi ikan, udang kepiting serta biota pasang surut lainnya. Secara Sosial ekonomi mangrove juga penghasil kayu bangunan, kayu arang, kayu kerajinan, penghasil getah warna batik, penghasil buah untuk membuat panganan/kue, Selain itu hutan mangrove juga habitat burung, insekta, primata dan lain sebagainya.

Kawasan Konservasi Mangrove Baros dapat dikelola sesuai kaidah ekoturisme:yaitu perjalanan yang bertanggungjawab, karena diharapkan tidak merusak malah dapat melestarikan vegetasi ini, walaupun Mangrove bukan tanaman asli DIY. Vegetasi introduksi ini dapat ditumbuhkan dibeberapa lokasi di DIY yang berlumpur sesuai dengan habitatnya. Daerah Alami karena kawasan ini dikelola menjadi daerah yang alami, dijaga keutuhan dan Kelestarian sehingga dapat dijadikan arena pendidikan lapang bagi masyarakat. Dengan menelusuri kawasan ini akan masyarakat, khususnya pencita alam akan dapat mempelajari, merasakan dan mengagumi kawasan tersebut. Pengelola memang perlu menyiapkan sarana untuk menyusuri kawasan seperti  perahu atau track/jalan dari papan yang mengitari daerah tersebut. Dan hal ini sedang dipersiapkan oleh kelompok masyarakat pengelola.

Untuk unsur keutuhan alam telah diadakan penanaman mangrove dengan mengajak serta masyarakat setempat, pelajar/mahasiswa maupun komunitas pelestari tertentu. Aspek Bisnis di kawasan ini telah dikelola oleh kelompok Pemuda setempat yaitu Kelompok Pemuda Pemudi Baros (KP2B) dan tentunya tidak ketinggalan aspek pelestariannya. Pelibatan masyarakat setempat, hal ini sudah dilakukan masyarakat sekitar, khususnya kelompok pemuda yaitu KP2B.  

 

POTENSI  EKOWISATA   

Selama ini Kawasan Konservasi (KK) Mangrove yang sudah digarap untuk dijadikan Kawasan Ekoturisme baru Kawasan Konservasi Baros, Tirtohargo Kretek, Bantul. Kawasan Konservasi Mangrove Pasir Mendit, Jangkaran, Temon Kulonprogo sementara ini belum dikembangkan  menjadi kawasan ekoturisme.

Kawasan Konservasi Mangrove Baros terletak di Muara Sungai Opak. Penanaman vegetasi mangrove ini dimulai tahun 2013 oleh LSM Relung. Lokasi kawasan berjarak sekitar 12 km dari kota Bantul. Akses Jalan kelokasi sudah beraspal sampai di dekat lokasi (kira-kira 1 km sebelum lokasi). Adanya sungai yang membelah lokasi sehingga sebagai asset wisata berperahu. Sedangkan track pejalan kaki keliling kawasan belum ada, sedang dipersiapkan.

Berbagai jenis vegetasi mangrove tumbuh, terutama Rhizophora, Bugueira dan Avicennia. Biota darat terdiri berbagai jenis burung dan burung pantai. Untuk biota air seperti ikan, udang, kepiting hasil introduksi dan berbagai jenis kerang-kerangan.

Di Kawasan Konservasi Mangrove Baros sudah ada lembaga/kelompok pengelola sekaligus pelestari yaitu:Kelompok Pemuda-Pemudi Baros (KP2B) serta didukung LSM pelestari Relung. Antusias masyarakat sekitar untuk mengelola dan melestarikan kawasan cukup bagus, guna mendukung pengembangan ekowisata/ekoturisme di lokasi ini.

Kawasan Konservasi Mangrove Pasir Mendit, Jangkaran, Kulonprogo terletak  sekitar 20 km dari Kota Wates. Akses jalan beraspal sampai sekitar 2 km sebelum lokasi dan harus jalan kaki di pematang.

Contoh pengelolaan Ekowisata di Kawasan Konservasi seperti:Kawasan Konservasi Mangrove di Wonorejo, Surabaya, Kawasan Konservasi Mangrove di  Cilacap dan Kawasan Konservasi Mangrove di Denpasar. Dan contoh tersebut dapat dikembangkan ecoturisme di DIY.

WhatsApp