PENANGANAN MAMALIA LAUT TERDAMPAR

Pesisir DIY yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia ini merupakan jalur migrasi berbagai species mamalia laut dari bangsa Cetacea (paus dan lumba-lumba) dan Sirenia. Paus dan lumba-lumba merupakan kelompok hewan akuatik yang sering terdampar di pantai-pantai selatan DIY.

Terdamparnya paus dan lumba-lumba di Indonesia merupakan fenomena yang memprihatinkan. Kita masih belum tahu pasti populasi spesies paus dan lumba-lumba di Indonesia. Upaya penyelamatan kejadian mamalia laut terdapar ini belum banyak diketahui oleh masyarakat dan instansi terkait, serta kurangnya koordinasi antar lembaga terkait. Kecepatan dan ketepatan penangananan akan memberikan peluang yang lebih besar bagi mamalia laut terdampar untuk dapat kembali hidup di alam bebas.

Artikel ini terutama membicaraan tentang penanganan kejadian mamalia laut terdampar karena kelompok hewan ini terdampar beberapa kali di pesisir selatan DIY, terutama dari pesisir kabupaten Kulon Progo dan Bantul dimana pantainya berpasir dan landai. Pada tahun 2015, kami sudah mendapati laporan bahwa terdampat 2 kali kejadian terdampar lumba-lumba di kabupaten Bantul. Hal ini merupakan alasan bagi kami, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY untuk mengadakan Bimtek Penanganan Mamalia Laut Terdampar, yang terselenggarakan tanggal 9 Juni 2015 di kabupaten Kulon Progo dan 10 Juni 2015 di kabupaten Bantul. Dalam kegiatan bimtek di Kulon Progo, kami mendapati laporan bahwa sekitar akhir tahun 2014 terdapat paus yang terdampar di sekitar pantai di kecamatan Sindutan, Kulon Progo, namun tidak ada laporan langsung dari masyarakat kepada instansi terkait dan tidak ada pula dokumentasi. Hal ini dikarenakan masyarakat DIY masih sangat awam mengenai informasi ini, sehingga sangat diperlukan sosialisasi, pelatihan dan fasilitasi dalam penanganan mamalia laut terdampar.

Mamalia laut dikatakan terdampar karena mengalami disorientasi karena masuk ke perairan dangkal dan tidak bisa kembali ke habitatnya secara alami. Jika mamalia laut tersebut terdampar, terutama jika ukurannya besar akan lebih sulit untuk dikembalikan ke laut sehingga peluang hidup mereka akan jauh lebih kecil.

Adapun langkah-langkah penanganan yang dilakukan melihat tanda-tanda mamalia laut yang akan terdampar adalah :

  1. Melakukan pengamatan untuk mengamati pola pergerakan, tanda-tanda mamalia laut dan bila memungkinkan lakukan identifikasi awal;
  2. Dokumentasikan dengan menggunakan kamera digital atau video kamera.
  3. Lakukan pencatatan awal (spesies, panjang, jumlah, lokasi).
  4. Gunakan media sosial (misalnya :facebook, twitter, blogger) untuk menyampaikan informasi pertama kepada para penolong pertama dan update informasi yang akurat.
  5. Apabila ada tanda-tanda bahwa mamalia laut tersebut akan terdampar, maka segera hubungi pihak terkait, seperti Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten/Propinsi.
  6. Langkah penanganannya antara lain :
    1. Dekati hewan dengan hati-hati dari arah samping, hindari daerah mulut, sirip dan ekor.
    2. Posisikan dua orang penolong pada masing-masing sisi badan antara sirip dada dan sirip ekor.
    3. Jika hewan masih berada di dalam air, Bantu mamalia laut tersebut untuk tetap mengapung dengan lubang nafas tetap di atas air.
    4. Jika hewan berada di atas pasir dan tidak ada matras, buatgenangan air dengan menggali lubang disekitar tubuh hewan untuk membuat tubuhnya sedikit tergenang (untuk menambah daya apung hewan sehingga dia tidak panik dan menjadi mudah bernafas).
    5. Jika hewan berada di atas pasir dan tidak ada matras, gali lubang dibawah sirip dada sehingga sirip dada tidak tertekan;
    6. Lindungi tubuh hewan dari matahari dengan menggunakan handuk/kaos basah (pastikan lubang afas tidak tertutup).
    7. Lindungi tubuh hewan dari matahari dengan menggunakan payung atau tenda;
    8. Lindungi mata mamalia laut dari pasir dan benda asing lainnya;
    9. Semua kegiatan yang dilakukan disekitar mamalia laut harus dilakukan dengan hati-hati,  lembut dan tenag. Kebisingan/keramaian dan gangguan lainnya akan membuat mamalia laut tersebut stress.
    10. Temu dan kenali tanda-tanda luka, dan hitung waktu nafasnya, hal tersebut dapat memberikan gambaran tingkat stress dari mamalia laut tersebut;
    11. Berhati-hati dengan bagian gigi dan ekor mamalia laut tersebut jangan melakukan tindakan yang membahayakan diri.
    12. Hindari menghirup udara bekas nafasnya sebab dapat mengandung bakteri;
    13. Jangan memberi makan mamalia laut tersebut;
    14. Jangan dorong atau tarik ekor sifip atau kepala, jangan sentuh mamalia laut tersebut secara berlebihan.
    15. Tetap sirami tubuh mamalia laut tersebut dengan air laut. Berhati-hati saat menyiramkan air laut keseluruh tubuhnya, jangan sampai air laut masuk ke saluran pernafasannya;
    16. Konsultasikan langkah penyelamatan selanjutnya dengan tim penyelamat atau instansi terkait;
    17. Begitu hewan sudah lepas di laut, buat bunyi-bunyian dibawah air dengan membenturkan 2 buah batu atau 2 batang besi sehingga hewan tidak kembali lagi ke pantai.
    18. Jika kondisi mamalia tidak dalam kondisi stabil, maka lakukan perawatan sementara sampai kondisinya membaik dan dapat dilepaskan kembali ke perairan.

 

Mamalia lautyang terdampar dalam kondisi hidup dimasukkan ke dalam Kode 1. Ciri-ciri mamalia laut yang hidup adalah sebagai berikut :

  1. Lubang pernafasan masih bergerak aktif, udara masih keluar dari lubang pernafasan.
  2. Masih ada detak jantung (raba dada hewan sebelah kiri).
  3. Masih ada refleks (antara lain :kelopak mata berkedip saat disentuk, lubang pernafasan menjadi ketat saat disentuh, rahang tidak mau dibuka paksa, ada peolakan dari hewan saat sirip dada disentuh).

Upaya penyelamatan akan lebih berhasil jika dilakukan sebelum 1 x 24 jam setelah kejadian terdampar.  Adapun peralatan dasar yang diperlukan adalah :haduk atau selimut basah; tandu; matras atau alas lain yang lunak; dan sprayer atau ember untuk membasahi tubuh hewan.

Jika mamalia laut yang terdampar dalam kondisi mati, yang harus dilakukan saat melakukan tindakan disposal untuk mamalia laut mati adalah :

  1. Cara terbaik untuk melakukan disposal untuk bangkai mamalia laut yang mati adalah dengan mengembalikannya ke laut;
  2. Catat detail jenis mamalia laut tersebut, jenis kelamin, panjang, lebar, kondisi mamalia laut saat itu, lokasi, waktu dan kondisi alamiah saat itu (angin, arus, dll);
  3. Lakukan pendokumentasian digital (photo, dll);
  4. Pilihan tindakan yang sesuai adalah menenggelamkan mamalia laut yang terlah mati tersebut;
  5. Tutupi bangkai mamalia laut tersebut dengan jaring;
  6. Pindahkan tubuh bangkai mamalia ke laut lepas.

Namun sesuai pengalaman masyarakat di DIY, penemuan mamalia laut terdapar yang beberapa kali kejadiannya ini dilakukan dengan cara penguburan, karena dirasa paling mudah dan terkait dengan rasa penghormatan terhadap mamalia tersebut.

Diharapkan masyarakat atau kelompok masyarakat atau LSM segera melaporkan kejadian ini ke Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi agar segera mendapatkan penanganannya. Adapun no telp yang bisa dihubungi adalah Dinas Kelautan dan Perikanan DIY (0274) 512386 atau Sdri. Ika Nur Putriantini,S.Pi. 087839463631. (Ikanurputri)

 

WhatsApp