Pemburu dan Yang Diburu di Laut Biru

Bersolek dalam perburuan dengan sirip punggung yang terkembang dan pergantian warna yang terus berpendar, seekor ikan Layaran (Istiophorus platypterus) di Teluk Meksiko mengelilingi segerombolan ikan Sarden (Sardinella aurita), siap untuk menyerang dan menyantap.

Ikan layaran dan Sarden adalah ikan pengelana, penyebarannya luas dan menghuni banyak samudera.  Namun dari bulan Januari hingga Juni, ikan Layaran dan Sarden sama-sama berada di perairan biru Teluk Meksiko.  Landas kontinen di sini merupakan habitat yang ideal bagi mereka berdua.  Dangkalan lautnya yang kaya plankton dan diasupi nutrient oleh sungai-sungai yang banyak mengalir dari daratan dan arus samudera, banyak menjanjikan makanan.

Perburuan yang dilakukan ikan Layaran mirip dengan perilaku mamalia.  Ikan Layaran jantan dan betina sama-sama mengelilingi mangsa, memaksa kawanan sarden membentuk formasi yang lebih padat, dan sesekali menyambarnya sebagai santapan.  Setiap  sambaran ditandai dengan kelebatan menakjubkan dari sirip punggung yang ukurannya dua kali lipat tubuh si pemangsa.

Kilatan warna yang kerap berupa garis-garis biru keperakan di sepanjang tubuh mempertegas kesan tersebut.  Sel-sel berpigmen gelap yang disebut melanofor “mirip kerai venesia”, kata ahli neurobiologi Kerstin Fritches dari University of Oueensland di Australia,  Biasanya warna satwa itu membosankan, tetapi “ketika sedang stress atau bergairah, sel-sel tersebut mengerutkan pigmennya untuk menyemburatkan warna metalik di kulit”.

Semburat warna itu mungkin bukan cuma untuk mengganggu mangsa, tetapi juga untu mengingatkan  ikan layaran lain agar menjaga jarak sehingga tidak bertabrakan.  Memang, paruh ikan layaran-rahang atas yang memanjang, dikibas-kibaskan untuk menghantam mangsa dan sepertinya digunakan untuk melawan hiu, setuhuk, dan musuh lainnya-setajam belati.  Namun, meski kibasan “tombak” itu secepat rentetan senapan serbu, jarang ada laporan tentang ikan layaran yang melukai sesamanya.

Kawanan sarden pun menata diri.  Sambil mencermati jarak dan gerakan sesamanya, ikan-ikan sarden bergeser serempak, meluncur mulus seperti setetes air raksasa yang mengkilat, bergulung-gulung, memukau, dengan kemilau yang mungkin membantu dalam membingungkan para pemangsanya (ikan layaran).  Ikan-ikan sarden akan bersembunyi di bawah serpihan benda apapun yang terapung.  Namun ikan Layaran hanya perlu menunggu dalam jarak serang hingga mangsanya keluar dari persembunyiannya.  Tidak lama kemudian para pemangsa kembali mengepung, menebas, dan menelan.

Seperti serigala, ikan Layaran juga bekerja sama untuk mengubah mangsa yang merepotkan menjadi mangsa yang mudah diserang. Para pemangsa berenang menyerang secepat kilat dari segala arah, mengembangkan sirip, dan menyorotkan aneka warna saat mendekat.  Ada efek kejutan yang membuat mangsa semakin bergerombol.  Setelah sarden dapat dikendalikan, ikan Layaran bergantian menyerang.  Pemangsa itu pun mengibas-ibaskan paruhnya untuk menampar ikan-ikan sarden.  Sesudah kawanan besar ikan sarden dibelah-belah hingga tersisa kelompok kecil yang penuh luka dan lelah, ikan layaran akan melahap setiap sarden yang tersisa.  (Fishprog, 2015)

Sumber :Jennifer S.Holland, staf National Geographic, 2008)

WhatsApp