Tingkatkan Ketrampilan Mengolah Ikan, Dislautkan DIY Gelar Alih Teknologi Informasi (ATI) Hasil Perikanan bagi Masyarakat DIY

ATI kepanjangan dari Alih Teknologi dan Informasi dalam pengolahan hasil perikanan. Sekilas kata Alih Teknologi dan Informasi ini menjurus pada pengembangan sistem informasi berbasis IT atau bisa dekat dengan jaringan teknologi komputerisasi. Tapi bukan demikian ya Sobat Bahari, melainkan  ATI  merupakan  upaya  pengembangan  wawasan  berbasis  pengetahuan  dan  praktis tentang  beragam  cara  mengolah  produk  perikanan  kekinian.  Walhasil  ikan  tidak  hanya  diolah dengan langsung digoreng, dibakar, diasap, digaramin, ataupun lainnya yang dikonsumsi masih dalam  bentuk  ikan.  Akan  tetapi,  melalui  kegiatan  ATI  ini  masyarakat  diarahkan,  diberikan wawasan  hingga  praktik  memasak  olahan  hasil  perikanan  seperti  dimsum,  pangsit,  nugget, ekado, otak – otak, galantin, kaki naga dan lainnya. Lebih dalam mengenai kandungan gizi ikan, cara membedakan ikan segar dan tidak segar dan beragam jenis penanganan dan pengolahan ikan tentunya menambah wawasan baru bagi masyarakat khususnya kalangan ibu – ibu rumah tangga di DIY.

Kegiatan  ATI  ini  sebenarnya  selaras  dan  boleh  dibilang  kelanjutan  dari  kegiatan  Gerakan Memasyarakatkan  Makan  Ikan  (Gemarikan)  yang  ada  di  Bidang  Pengolahan  dan  Pemasaran Hasil  Perikanan  (P2HP)  Dinas  Kelautan  dan  Perikanan  DIY.  Kegiatan  ATI  menjadi  salah  satu kegiatan  prioritas  Pemerintah  Daerah  (Pemda)  DIY  sebagai  upaya  meningkatkan  Angka Konsumsi Ikan di DIY. Pasalnya, capaian Angka Konsumsi Ikan masyarakat DIY masih sangat rendah  bahkan  terendah  se-Indonesia  pada  2021  di  angka  34,74  kg/kapita/tahun  sementara capaian Angka Konsumsi Ikan Nasional pada 2021 sebesar 55,37 kg/kapita/tahun.  Di satu sisi capaian Angka Konsumsi Ikan di negara – negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura pada 2017 sudah mencapai 70 kg/kapita/tahun dan 80 kg/kapita/tahun. Sudah ketinggalan jauh bukan, Sobat Bahari!  Padahal potensi hasil laut kita sangat besar karena 2/3 bagian wilayah Indonesia adalah laut. Capaian AKI ini dapat menjadi indikator keberhasilan sektor kelautan dan perikanan dalam  mewujudkan  Instruksi  Presiden  (Inpres)  RI  nomor  01  tahun  2017  tentang  Gerakan Masyarakat Hidup Sehat melalui penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi.

Tahun Anggaran 2023 ini, Pemda DIY dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY bekerja bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY mengawal kegiatan Gemarikan dan ATI ini. Jumlah kegiatan ATI ini mencapai 202 paket kegiatan dengan 197 paket dari pokok pikiran  (pokir)  DPRD  DIY  yang  mana  peserta  dan  lokasi  kegiatan  merupakan  daerah  pilihan (dapil)  masing  –  masing  anggota  dewan.  Setiap  pelaksanaan  kegiatan  ATI  ini  menghadirkan narasumber,  praktisi  dan  instruktur  yang  mana  secara  keseluruhan  terdiri  atas  25  orang narasumber anggota dewan, 17 orang praktisi dari kalangan dosen, peneliti, guru, anggota PKK DIY  dan  pengolah  produk  perikanan  profesional  serta  3  orang  instruktur  dari  pengolah  produk perikanan  profesional.  Saat  ini  per  20  Februari  2023  kegiatan  ATI  sudah  berjalan  33  paket berlokasi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul dan Kulon Progo. Pelaksanaan 197 paket kegiatan ATI dari pokir dewan ini tentunya tersebar di 4 kabupaten dan 1 kota antara lain 40 paket di Kota Yogyakarta, 94 paket di Bantul, 42 paket di Sleman, 12 paket di Gunungkidul dan 9 paket di Kulon Progo. Adapun 5 paket kegiatan ATI lainnya bersifat regular bekerja sama dengan PKK DIY.

Sesuai harapan meningkatnya angka AKI, melalui kegiatan ATI ini masyarakat khususnya ibu – ibu  rumah  tangga  yang  notabene  sebagai  penentu  menu  masakan  dalam  keluarga  diberikan wawasan  tentang  manfaat  makan  ikan  dan  kandungan  gizi  daging  ikan  seperti  protein,  lemak (omega  3),  vitamin  dan  mineral  yang  merupakan  komponen  gizi  yang  menyahatkan  dan mencerdaskan. Penyampaian wawasan tentang ikan sekaligus praktik memasak olahan produk perikanan dalam kegiatan ATI ini tentunya ditanggapi positif, terbuka dan antusias oleh peserta. Antusiasme peserta ini tampak ketika praktik memasak yang merupakan acara inti kegiatan ATI ini para ibu rumah tangga bersemangat bahu  – membahu turut andil selama proses memasak hingga selesai. Lilis Hartati, seorang ibu rumah tangga Pedukuhan Ngoto, Bangunharjo, Sewon, Bantul menuturkan bahwa kegiatan ATI ini sangat bermanfaat sekali tidak hanya dalam rangka upaya  menyehatkan  dan  mencerdaskan  anak  bangsa  tetapi  juga  menjadi  pembuka  jalan mengembangkan bisnis olahan ikan sehingga harapannya juga menyejahterakan masyarakat.

WhatsApp