Keanekaragaman Ikan di Perairan Umum Darat

Perairan Umum Daratan (PUD) di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki Rumah Tangga Perikanan (RTP) yang terdiri dari Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap PUD tertinggi di Kabupaten Bantul dengan jumlah 3.473 RTP baik pada Tahun 2019 ataupun Tahun 2020 dan RTP terendah berada di Kota Yogyakarta pada Tahun 2019. Kabupaten Bantul mengalami penurunan RTP yang drastis pada Tahun 2019-2020 yaitu sejumlah 355 RTP dengan prosentase -96,99%. Berbeda dengan Kabupaten Kulonprogo yang mengalami peningkatan RTP yang cukup tinggi yaitu sejumlah 221 RTP dengan prosentase 21,67% dibandingkan dengan Kota Yogyakarta yang mengalami peningkatan sejumlah 198 RTP dengan prosentase 26,4%. Sedangkan untuk Kabupaten Gunungkidul dan Sleman tidak mengalami perubahan. Produksi perikanan perairan umum merupakan semua ikan yang telah ditangkap dari perairan umum oleh rumah tangga perikanan (RTP) perairan umum. Hasil tangkap terhitung termasuk yang dikonsumsi maupun sebagai upah untuk nelayan. Hasil yang tidak memenuhi kriteria dan dikembalikan ke perairan umum tidak terhitung sebagai produksi perairan umum.

Perkembangan produksi perikanan perairan umum setiap kabupaten/kota di DIY cenderung menurun seperti, Kabupaten Gunungkidul, Kulon Progo, dan Sleman. Sementara Kabupaten Bantul mengalami kenaikan produksi dengan hasil 2.674 kg dan Kota Yogyakarta sebesar 563 kg. Sehingga keseluruhan perkembangan produksi perikanan PUD di DIY mengalami penurunan sejumlah 102.378 kg pada Tahun 2019-2020. Kabupaten Bantul mengalami perkembangan nilai produksi yang meningkat senilai Rp. 2.685.840.500 atau sebesar 29,26%. Peningkatan dialami juga di Kota Yogyakarta yaitu senilai Rp. 12.971.000 atau sebesar 33,15%. Penurunan perkembangan nilai produksi paling tinggi berada di Kabupaten Kulonprogo senilai Rp 6.672.824.000 atau sebesar -18,07% dan Kabupaten Sleman senilai Rp. 1.419.255.000 atau sebesar -38,33%. Sedangkan Gunungkidul juga mengalami penurunan senilai Rp. 731.208.000 atau sebesar -23,98%.

Produksi perikanan tangkap PUD tercatat berjumlah 34 jenis ikan dengan jenis ikan tertinggi yaitu Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebanyak 352.658 kg pada tahun 2019 dan 290.583 kg pada tahun 2020. Sedangkan paling rendah yaitu ikan Koan (Ctenopharyngodon idella) sebanyak 1 kg pada tahun 2020. Data diatas juga menyajikan terjadi penurunan produksi total pada tahun 2019-2020 sebanyak Rp. 102.378 kg. Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap PUD tertinggi di Kabupaten Kulon Progo dengan volume 1.176 ton dan nilai Rp.36.920.234.000,00 sedangkan hasil terendah berada di Kota Yogyakarta dengan volume 2 ton dan nilai Rp. 39.129.000,00. Jumlah hasil nilai produksi perikanan tangkap PUD di DIY dengan volume 1.778 ton bernilai Rp. 52.889.877.000,00. Data produksi dan nilai produksi berdasarkan jenis penangkapan dibagi menjadi tiga yaitu jenis udang, ikan, dan lainnya. Produksi tertinggi diperoleh Kabupaten Kulon Progo untuk jenis udang dengan volume 57 ton bernilai Rp. 2.276.480.000,00, jenis ikan dengan volume 960 ton bernilai Rp.24.439.174.000,00 dan untuk jenis lainnya dengan volume 159 ton bernilai Rp. 10.204.580.000,00. Sedangkan hasil terendah diperoleh Kota Yogyakarta hanya jenis ikan saja dengan volume 2 ton bernilai Rp. 39.129.000,00,. Sehingga hasil keseluruhan produksi dan nilai produksi perikanan tangkap PUD DIY jenis udang dengan volume 78 ton bernilai Rp. 2.833.485.000,00, jenis ikan dengan volume 1.536 ton bernilai Rp. 39.019.952.000,00 dan jenis lainnya dengan volume 175 ton bernilai Rp. 11.036.440.000,00.

Komposisi jenis ikan yang diperoleh pada kajian ini diklasifikasikan berdasarkan jenis (lokal, dan invasif), habitat (hulu, tengah, dan hilir), status populasi (sangat jarang, jarang, sedang, melimpah, dan sangat melimpah), status sebaran geografis (sangat terbatas, terbatas, cukup terbatas, umum, dan sangat umum), kebiasaan makan (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan nilai ekonomis (penting, dan tidak penting). Khusus untuk nilai ekonomis, meliputi nilai ekonomis penting baik sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias. Berdasarkan hasil observasi, sumberdaya ikan di perairan sungai Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung didominasi oleh jenis ikan lokal dengan jumlah total sebanyak 60 jenis ikan lokal, dan 29 jenis ikan invasif, dengan 32 jenis ikan diantaranya berada di daerah hilir, dengan status populasi melimpah sebanyak 52 jenis, Berbeda dengan muara sungai, laguna, embung, telaga, dan waduk yang cenderung didominasi jenis ikan invasif, masing-masing 21 jenis, 17 jenis, 11 jenis, 7 jenis, dan 7 jenis. Selengkapnya tercantum pada tabel dan gambar berikut ini, serta Lampiran. Kehadiran dan perkembangbiakan ikan-ikan invasif seperti ikan hampala, ikan nila, ikan sapu-sapu, dan lain-lain di berbagai lokasi Perairan Umum Daratan Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengakibatkan perubahan struktur komunitas ikan lokal/native, dan secara berkelanjutan akan mengganggu keseimbangan ekosistem tersebut.

 

Sumber:

Laporan Antara Penyusunan Kajian Penilaian Kerusakan Habitat Sumberdaya Ikan di Perairan Umum Daratan, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY – PT. Indotama Mahesa Karya

WhatsApp